[studiokeramik Media] : StudioKeramik TV | StudioKeramik.org| Koran Studio Keramik | Studio Keramik Channel | Studio Keramik Publishing (Penerbitan Buku)

[Social Networks]: Facebook Fan Page| Follow on Twitter | +1 on Google+
_________________________________________________________

Sunday, February 20, 2011

Keramik Raku - Diskripsi Singkat

Mengambil benda keramik pijar untuk dimasukkan ke serpihan kayu (untuk proses reduksi)

Teknik raku adalah teknik pembuatan keramik berglasir yang dapat menghasilkan efek artistik dan unik pada badan keramik yang disebabkan oleh pengaruh pembakaran reduksi dalam sebuah bak/tabung berisi serpihan kayu dan diteruskan dengan perubahan suhu secara tiba-tiba dari panas ke dingin. Pembakaran reduksi terjadi karena proses pembakaran dalam tabung/bak tertutup sehingga terjadi kekurangan oksigen. Oksigen yang kurang kemudian dipenuhi oleh oksigen yang berasal dari glasir dan badan keramik.
Dalam terjemahan harfiah, raku berarti 'enjoyment' (kenikmatan, kesenangan, atau kebahagiaan). Menurut Chris Myers, raku adalah suatu istilah tradisional yang digunakan di Jepang untuk benda-benda pakai khususnya untuk menyajikan minuman. Dalam catatan sejarah, raku dibuat pertama kali di Kyoto pada abad ke XVI oleh ahli keramik (tembikar) bernama Chojiro (1516-1592) yang terinspirasi oleh seorang master/ahli minuman teh yang bernama Rikyu. Nama raku diberikan pada tipe/jenis keramik oleh penguasa militer yang bernama Toyotomi Hideyoshi, dan oleh adik penemu ini yang bernama Jokei pemberian nama raku tersebut dijadikannya nama keluarga. Keramik raku telah dikerjakan di Kyoto oleh empat belas generasi yang dibuat dari generasi ke generasi sampai pada raku ke 111.
Koleksi Studio Keramik PPPPTK Seni dan Budaya/Fajar Prasudi

Raku diperkenalkan ke seluruh dunia oleh Bernard Leach yaitu seorang master keramik yang sangat terkenal dari Inggris, yang pernah beberapa tahun tinggal di Jepang. Perkembangan selanjutnya keramik jenis ini dijadikan sumber inspirasi oleh seniman seniman keramik dan diexploitasi menjadi karya karya yang menajubkan tanpa pembatasan nilai-nilai tradisional sebelumnya.
Sumber lain berasal dari tulisan Michael Chanter yang menuliskan, keramik raku berasal dari prosedur yang dikembangkan oleh ahli keramik Korea yang bekerja di Jepang pada abad ke XVI. Diceriterakan bahwa raku ditemukan ketika di Jepang terjadi bencana alam. Setelah terjadi bencana alam tersebut pada proses pembangunan kembali, maka oleh penguasa pada saat itu memanggil ahli-ahli keramik untuk ditugaskan memproduksi genting dengan jumlah yang banyak. Dalam ketergesaan mereka melaksanakan tugasnya mulai menggunakan tong sebagai tempat untuk memindahkan keramik yang masih panas dari tungku ke tempat penampungan yang temperaturnya dingin. Pada saat itulah mereka menemukan bahwa tanah liat yang digunakan mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam pergerakan/pemindahan dari tungku yang panas ke udara yang dingin.


Koleksi Studio Keramik PPPPTK Seni dan Budaya/Fajar Prasudi

Sumber tulisan: Wikipedia dan sumber-sumber lain.

Monday, February 14, 2011

Membuat Keramik Dengan Teknik Putar: Membuat Bentuk Silindris

Pembentukan benda keramik dengan teknik putar centering bentuk silindris merupakan dasar teknik putar maka harus dikuasai dengan benar. Membentuk benda keramik silindris harus dilatih berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dan spontan. Lakukan latihan pembentukan dengan ukuran berat tanah liat plastis yang berbeda-beda, dengan demikian Anda dapat menentukan berat tanah liat plastis yang harus dipersiapkan untuk membuat benda keramik dengan ukuran tertentu. Penguasaan kompetensi membentuk benda silindris sangat penting karena bentuk silindris merupakan bentuk dasar yang harus dikuasai dengan benar sebelum membuat bentuk benda keramik lain. Dengan menguasai kompetensi tersebut akan memudahkan pengembangan bentuk-bentuk benda keramik lain seperti mangkuk, piring, vas, botol, mug, dan teko.


Tahap pembentukan benda keramik silindris dengan teknik putar:


a). Tempatkan bola tanah liat plastis tepat di tengah alas pembentukan yang telah terpasang pada kepala putaran, basahi kedua tangan dan bola tanah liat dengan air.

b). Putar kepala putaran, tempatkan tangan kanan pada bagian atas bola tanah liat dan tangan kiri sedikit dibawah, tekan kearah tengah hingga tanah liat memusat dengan tepat.

c). Tekan dengan kedua telapak tangan pada sekeliling bagian bawah tanah liat kemudian naikkan hingga membentuk kerucut (cone) yang tinggi.

d). Tekan kembali tanah liat dengan tangan kanan dari atas ke bawah dan tangan kiri menekan ke dalam, lakukan 2-3 kali dan jagalah agar tanah liat tetap memusat, padat dan bebas gelembung udara.

e). Setelah tanah liat benar-benar memusat pada kepala putaran, tempatkan kedua tangan pada bagian atas bentuk cone pendek, masukkan ibu jari tepat di tengah untuk mulai membuka tanah liat.

f). Gunakan kedua ibu jari untuk membuat dinding silinder dan ibu jari kiri menjaga agar tanah liat tetap memusat. Tempatkan tangan kanan pada bagian luar untuk menarik tanah liat ke atas. Lakukan menipiskan dan menaikkan dinding silinder tanah liat sampai ketebalan pada alas silinder antara 1,5 – 2 cm.

g). Tekan dan tarik ke atas dinding silinder dengan telunjuk tangan kanan yang melipat pada bagian luar dinding, sedangkan tangan kiri menahan bagian dalam sehingga menjadi tipis, rata, dan tinggi.

h). Kontrol bentuk silinder dengan menjepit dinding menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, sementara kedua ibu jari saling menekan dan jari kiri menjaga bagian luar dinding silinder sehingga memperoleh bentuk silinder yang diinginkan.

i). Haluskan permukaan luar dengan rib secara vertikal dan jagalah agar dinding tetap lurus, sementara tangan kiri menekan tanah liat keluar, kemudian haluskan bagian dalam menggunakan sponge stick.

j). Tahap ini adalah tahap pengecekan atau pengontrolan dari sisi bentuk dan ukuran benda keramik yang dibuat. Pengecekan menggunakan penggaris untuk mengukur tinggi dan kaliper/jangka bengkok untuk mengukur diameter

k). Potong bagian atas silinder menggunakan jarum dengan ibu jari kiri sebagai penahan, sehingga bibir atau tepi bagian atas sempurna sejajar dengan dasar silinder.

l). Setelah selesai pisahkan dasar silinder dengan alas pembentukan menggunakan kawat pemotong, angkat benda kerja dengan alas pembentukannya dan keringkan.

m). Setelah benda cukup kering untuk trimming atau turning, lakukan finishing pada bagian dasar benda keramik, buatlah kaki seseuai dengan gambar kerja.


Thursday, February 10, 2011

Membuat Keramik Dengan Teknik Putar: Pengantar Praktek Keteknikan


Pembentukan dengan alat putar merupakan proses pembuatan benda keramik menggunakan tangan yang dikenal dengan istilah Throwing, yaitu proses pembuatan benda keramik dengan cara membentuk bola tanah liat plastis dengan jalan menekan dengan tangan pada saat tanah liat berputar di atas kepala putaran.

Pembentukan dengan teknik putar membutuhkan keterampilan tangan, termasuk melatih kepekaan sentuhan tangan dalam mengatur gaya sentripetal tanah liat yang berputar.

Keterampilan memutar lebih merupakan suatu kebiasaan yang memerlukan keseimbangan antara gerakan tangan dengan alat putar. Gerakan dan posisi tangan harus dilakukan berulangkali sehingga menjadi gerakan otomatis (dengan sendirinya/menurut naluri). Oleh karena itu, untuk dapat membentuk benda keramik dengan teknik putar memerlukan banyak latihan yang sebetulnya tidak rumit tetapi membutuhkan kesabaran.

Penguasan kompetensi membentuk benda keramik dengan teknik putar hingga saat ini terus berkembang dan semakin banyak dibutuhkan di dunia kerja terutama produk-produk keramik buatan tangan langsung (handmade) yang memiliki keunikan tersendiri.

Dari semua cara pembentukan benda keramik, Throwing memberikan kemungkinan terbesar bagi penciptaan sebuah karya yang spontan dan cara ini sangat menyenangkan apabila benar-benar dikuasai.

Fungsi Tangan dalam Pembentukan Teknik Putar

Selama proses pembentukan harus menggunakan bagian-bagian tangan yang berbeda sesuai fungsinya. Fungsi bagian-bagian tangan adalah sebagai berikut:

a. Dasar telapak tangan (base of the palm) untuk menekan tanah liat ke bagian tengah dan meratakan tanah liat dalam jumlah banyak pada waktu membuat piring.

b. Ibu jari (thumb) untuk membuka gumpalan tanah liat, mengecek bagian atas, dan untuk memijit (dengan telunjuk).

c. Jari telunjuk (index finger) digunakan untuk melebarkan benda kerja.

d. Ruas jari-jari (knuckle) digunakan untuk meratakan bagian dalam piring dan menarik tanah liat ke atas serta menipiskan.

e. Ujung jari (fingertip) untuk memberi tekanan pada tanah liat dan berfungsi untuk memberikan bentuk.

f. Rongga telapak tangan (hollow of the palm) untuk memberi tekanan ke bawah pada tanah liat selama memusatkan tanah liat.