[studiokeramik Media] : StudioKeramik TV | StudioKeramik.org| Koran Studio Keramik | Studio Keramik Channel | Studio Keramik Publishing (Penerbitan Buku)

[Social Networks]: Facebook Fan Page| Follow on Twitter | +1 on Google+
_________________________________________________________

Tuesday, June 4, 2013

Kriya Keramik dan Sains (01)

Oleh: Rohmat Sulistya
---artikel dimuat dalam majalah artista edisi tahun 2011---



Kita tentu sering menggunakan piring atau mug untuk makan dan minum sehari-hari. Sebagian piring-piring yang kita gunakan terbuat dari keramik. Keramik mengandung beberapa terminologi penting yang keduanya saling berkaitan erat tetapi terkadang diabaikan. Para pegiat sains dan teknologi akan selalu mengaitkan keramik dengan isolator, superkonduktor, Na2Rb0.5Cs0.5C60 , (BEDO-TTF)2ReO4H2O, dan bahan-bahan dengan rumus kimia yang superpanjang lainnya. Sedangkan para pegiat seni akan selalu berpikir tentang tanah liat apabila mendengar kata keramik. Ada juga kalangan industri yang mengaitkan keramik dengan ubin dan barang-barang saniter. Dari sini dapat kita lihat bahwa banyak aspek-aspek menarik yang terkait dengan keramik: sains, teknologi, dan seni. Hal yang sama juga terjadi pada jenis-jenis seni kriya yang lain. Bahkan ada beberapa buku yang secara khusus membahas aspek-aspek sains dalam seni tradisi. Istilah kriya tidak akan lepas dari seni. Kriya merupakan kegiatan seni yang menitikberatkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis (Wikipedia Indonesia). Jadi jika dikembalikan kepada definisinya maka kegiatan kriya akan menghasilkan suatu produk yang bernilai pakai dan bernilai seni. Kriya banyak menggunakan dimensi-dimensi seni murni tetapi tetap tidak terlalu berkonsentrasi pada pemenuhan kepuasan emosi seperti lazimnya yang terjadi pada seni murni. Jenis-jenis kriya sering diklasifikasikan berdasarkan bahan baku atau media untuk mewujudkan produk/karya. Sehingga sering kita mendengar istilah kriya kayu, kriya tekstil, kriya kulit, kriya logam, kriya keramik, kriya bambu, dan lain-lain. Tetapi ada juga kalangan yang tidak mau membedakan media yang digunakan untuk mewujudkan karya, karena terkadang media yang digunakan adalah campuran dari media-media yang tersedia. 
Sedangkan sains (ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu (Wikipedia Indonesia).  [bersambung]

No comments:

Post a Comment