[studiokeramik Media] : StudioKeramik TV | StudioKeramik.org| Studio Keramik Channel | Studio Keramik Publishing (Penerbitan Buku)

[Social Networks]: Facebook Fan Page| Follow on Twitter | +1 on Google+
_________________________________________________________
Showing posts with label Glasir. Show all posts
Showing posts with label Glasir. Show all posts

Tuesday, April 14, 2015

Glasir


Glasir adalah lapisan kaca tipis yang telah melebur pada permukaan benda keramik, dalam istilah sederhana, glasir terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1)silika (SiO2), 2) fluks, 3) Alumina (Al2O3).
Oleh. Wahyu Gatot Budiyanto

Silika ditambahkan dalam bentuk murni atau sebagai bagian dari bahan lain seperti [I]ball clay[/I] atau kaolin yang mengandung silika dan alumina. Kaolin atau disebut juga tanah liat cina memiliki komposisi kimia Al2O3.2SiO2.2H2O. Alumina jarang sekali ditambahkan dalam bentuk oksidanya tetapi sebagai komponen bahan. [I]Fluks[/I] dalam bentuk oksida atau karbonat ditambah oksida logam yang memberi warna pada glasir dan sekelompok [I]fluks[/I] yang mengandung sedikit oksida merupakan sejumlah komponen untuk membuat glasir.

Ketiga komponen glasir, yaitu silika, alumina dan fluks, untuk membuat glasir yang jernih maka ketiga komponen tersebut harus seimbang, dengan perbandingan fluks yang benar untuk mencairkan silika dan alumina. Eutectic adalah titik lebur yang paling rendah dari dua bahan atau lebih jika dilebur bersama.

Selanjutnya klik disini.

Wednesday, April 16, 2014

Kegiatan Prakerin 2014: Mengglasir


 Di akhir kegiatan praktek kerja industri, banyak karya yang telah dihasilkan. Hasil karya itu meliputi produk untuk unit produksi maupun karya-karya pengembangan kreativitas para siswa sendiri.
Mengglasir, bagi sebagian besar siswa merupakan hal baru. Hal ini dikarenakan keterbatasan fasilitas di sekolah yang kurang memungkinkan siswa mengalami atau mempraktekkan tahapan membuat keramik secara utuh. Banyak kendala di sekolah sehingga kegiatan pengglasiran ini tidak dilakukan atau kurang jam praktiknya. Diantaranya adalah bahan glasir yang relatif mahal untuk praktek banyak siswa, ketersediaan peralatan mengglasir yang minim, maupun kendala pada pembakaran glasir. Permasalahan yang serring ditemui pada tungku pembakaran adalah kondisi tungku yang kurang optimal bahkan rusak dan mahalnya bahan bakar terutama gas. Jika ketersediaan anggaran sering tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka siswa pun menjadi kurang dalam pembelajaran praktik.
Dengan kondisi tersebut, maka tepatlah jika prakerin adalah pembelajaran luar sekolah untuk memenuhi kekurangan penguasaan kompetensi di sekolah.
Kembali pada kegiatan mengglasir. Hampir semua teknik pengglsairan dipelajari pada prakerin ini. Karena kendala tungku di tempat praktik yang hanya mampu membakar pada suhu 1100 C, maka karya-karya ini hanya menerapkan glasir-glasir bakaran rendah yang aman. Karya-karya ini juga diaplikasikan engobe untuk menutup badan keramik. Dekorasi dengan stain juga diterapkan, kemudian pada sentuhan akhir di semprot dengan glasir bakaran rendah. 

Monday, February 17, 2014

Abu Vulkanik Untuk Bahan Keramik?

Studio Keramik berada di kawasan Yogyakarta, dimana propinsi ini merupakan salah satu daerah terdampak yang dapat dikatakan cukup parah. Ketebalan abu vukanik yang menutup jalan maupun atap bervariasi mulai 2 cm sampai 4 cm. Sebagai contoh di daerah Kalasan, untuk penggal jalan kampung dengan panjang 11 m dan lebar 4 m diperoleh abu seberat 150-200 kg. Sehingga dapat dibayangkan berapa banyak material vulkanik yang tersebar jauh dari pusat semburan.
Setelah 3 hari libur terkena dampak abu, pada hari Senin 17/02/2014, kantor mulai buka. Betapa terkejutnya kami ketika melihat hamparan padang pasir+debu di kawasan kantor PPPPTK Seni dan Budaya yang sangat tebal. Padahal jarak kantor ini dengan Kediri tak kurang dari 250 KM. Apalagi sampai hari Selasa ini (ketika tulisan ini dibuat) belum ada tanda-tanda hujan akan turun dengan deras.
Kerja bakti membersihkan abu Kelud

Abu menutup taman keramik

Kerja bakti

Kerja bakti


Abu Kelud
Sudah 2 (dua) kali ini Studio Keramik terdamapak abu vulkanik dalam 5 tahun terakhir. Yang pertama tahun 2010 dengan adanya erupsi merapi yang cukup besar. Pada waktu ini abu yang turun cukup tebal menyelimuti kawasan kantor. Tetapi butiran pada waktu itu terasa lebih kasar. Hal ini logis karena kawasan studio keramik hanya berjarak 18 KM dari Merapi, sehingga kawasan ini mendapatkan material yang lebih kasar.
Yang kedua adalah abu vulkanik dari gunung Kelud yang berjarak sekitar 250 KM pada hari Jumat  14.02.2014 kemarin. Ketebalan abu di kawasan Studio Keramik mencapai 3-4 cm. Abu ini berwarna putih keruh dan cukup halus hampir sebanding dengan kehalusan semen.
Abu vulkanik ini mengandung sebagian besar silika. Material silika ini sangat dekat dengan bahan keramik karena material utama keramik adalah silika dan alumina. Dalam badan keramik silika berfungsi sebagai bahan non plastis untuk meningkatkan kekuatan benda mentah, sedangkan dalam glasir, silika berfungsi sebagai pembentuk gelas.
Dapatkah abu vulkanik menjadi bahan pembuat keramik? Beberapa waktu yang lalu, ketika Merapi berupsi, Studio Keramik telah membuat eksperimen kecil untuk mengetahui seberapa besar kemanfaatan abu merapi untuk bahan penambah pada keramik. Dan hasilnya, abu dapat dimanfaatkan untuk campuran badan keramik terutama sangat berperan dalam badan keramik raku. Keramik raku memerlukan badan khusus yang kuat terhadap kejut suhu. Dan abu Merapi cukup baik untuk memberikan peran tersebut.
Kemungkinan abu Kelud juga tidak jauh berberda dengan abu Merapi. Dalam waktu dekat kami akan membuat eksperimen sederhana untuk mengetahui kemanfaatan abu Kelud yang turun pada radius 250 KM dari pusat letusan pada badan keramik dan glasir.

Wednesday, May 15, 2013

Bagaimana Membuat Keramik Berglasir?


Untuk mendapatkan produk keramik berglasir, hal utama yang perlu disiapkan terlebih dahulu adalah keramik biskuit. Keramik biskuit merupakan benda keramik yang telah mengalami pembakaran biskuit. Pembakaran biskuit ini dilakukan pada suhu 700 – 900 C. Apabila dilakukan pada suhu kurang dari 700 C kemungkinan benda masih sangat rapuh, dan sangat beresiko untuk diglasir. Sedangkan pembakaran biskuit melebihi 900 C mengakibatkan pori-pori benda menjadi terlalu kecil. Pori-pori benda harus cukup untuk menyerap glasir agar menempel pada benda tersebut. Pori-pori yang terlalu kecil (karena benda sudah terlalu padat/dense/compact) akan sangat menyulitkan glasir untuk menempel pada benda tersebut.
Mengglasir dengan teknik semprot/spray

Setelah benda tersedia, maka mulai dilakukan pengglasiran. Pengglasiran dapat dilakukan dengan cara semprot, tuang, atau celup. Untuk detai-detail yang kecil dapat dilakukan dengan kuas. Ketebalan glasir harus diperhatikan  dengan baik, karena glasir yang terlalu tipis mapupun yang terlalu tebal sama-sama menghasilkan prduk bakaran yang jelek. Berapa ketebalan glasir yang baik? Dengan cara tradisional, ketebalan ini dapat dikira-kira saja. Biasanya setelah glasir dilapiskan, dilakukan sedikit goresan untuk mengukur ketebalan itu. Kalau diukur secara tepat mungkin sekitar 0,5 mm. Dalam proses yang lebih modern, kekentalan glasir selalu diukur dan biasanya dinyatakan dalam satuan poise atau centipoises.
Setelah semua dilakukan, tahap selanjutnya adalah membakar keramik itu pada suhu yang sesuai. Untuk glasir suhu rendah, pembakaran dilakukan pada suhu 1000 – 1150 C, sedangkan glasir suhu menengah, pembakaran disekitar 1200-1250 C. Lama pembekaran tergantung pada kondisi tungku, dan jenis tungku. Pada tungku yang masih baik, biasanya kecepatan pembakaran dapat diatur cepat atau lambatnya dengan pengaturan modul program (pada tungku listrik) atau dengan pengaturan gas pembakaran (pada tungku gas). Tetapi untuk tungku yang sudah tidak terlalu efesien, waktu pembakran itu bias sangat lama, bahkan lebih dari 12 jam.
Produk keramik didalam tungku

Penentuan kondisi matang berdasarkan waktu pembakaran, tidak terlalu tepat karena penempatan dan kuatitas benda yang dibakar juga menentukan lamanya pembakaran. Pada pencapaian suhu yang sama, tidak mesti membutuhkan waktu yang sama. Maka dari itu ada penentuan yang lebih tepat yaitu dengan alat indicator suhu dan pirometrik cone. Alat indicator suhu terdiri dari dua rangkaian yaitu termokopel dan pyrometer. Termokopel adalah alat yang dikenakan panas dan bersentuhan langsung dengan api, sedangkan pyrometer adalah alat yang membaca sensor panas dari termokopel dan mengubahnya menjadi skala angka.

Mengapa Glasir Dapat Mengkilap?


Sering timbul pertanyaaan kenapa glasir yang melapisi keramik bias mengkilap, padahal bahan-bahanya berasal dari tanah juga. Glasir dapat mengkilap disebabkan oleh pembakaran yang sangat tinggi. Semua bahan yang ada dialam ini mempunyai titik lebur pada suhu tertentu. Sebagai contoh dalam keseharian kita adalah apabila kita memegang es batu pada telapak tangan kita maka sedikit demi sedikit es situ akan mencair/meleleh. Apabila suhu es mencair itu kita ukur dengan thermometer maka akan kita dapati bahwa es akan meleleh menjadi air pada suhu 0 C. Lebih tinggi dari suhu 0 C es akan berujud cairan yang kita kenal sebagai air, sedangkan pada suhu dibawah 0 C air akan berujud menjadi padatan yang sangat keras yang kita saksikan sebagai es batu.
Demikian juga dengan bahan-bahan keramik. Pada kondisi biasa bahan-bahan itu berujud sebgai material-material padat yang mungkin sangat keras. Karena cukup keras, bahkan bahan-bahan itu memerlukan sebuah ballmill untuk menggilingnya. Sebagai suatu material, bahan-bahan tersebut juga memiliki titik lebur tertentu. Karena merupakan materi tanah maka titik lebur bahan-bahan kramik sangatlah tinggi. Sebagai contoh suatu glasir A akan melebur pada suhu 1200C. Dengan demikian pada suhu 1200 itu glasir akan meleleh dan lelehannya itu akan menutup badan keramik. Lelehan yang terjadi biasanya akan berupa lelehan bening/transparan dan mengkilap. Apabila pada glasir itu ditabahkan bahan-bahan lain maka efek yang mungkin timbul adalah efek menutup (opaque) atau efek buram/matt. Efek ini sebenarnya merupakan sebuah upaya menghambat terjadinya lelehan yang sempurna. Hal ini akan kita bahas pada bagian selanjutnya.
bahan glasir

Proses peleburan glasir.
Proses pembakaran glasir yang menyebabkan peleburan glasir tidaklah terlalu berbeda dengan proses pembakaran badan keramik itu sendiri. Dalam sebuah analisis menggunakan metode Differntial Thermal Analisys terlihat bahwa bahan-bahan keramik akan mengalami beberapa tahapan penting yaitu penghilangan air dan unsur-unsur organis, inverse kuarsa, pembentukan mineral-mineral sintesis dan pada akhirnya terjadilah peleburan mineral-mineral yang merupakan pencapaian titik kematangan. Leburan material tersebut akan mengisi pori-pori/ronga-ronga pada badan keramik dan sisanya akan meleleh menyelubungi permukaan badan keramik tersebut. Glasir yang telah matang sempurna akan menghasilkan kilap meyerupai kaca. Hal ini dimungkinkan karena lelehan tersebut didominasi oleh leburan silica yang dalam suhu kamar memang menyerupai kaca.  Leburan itu dengan sempurna menutup permukaan bdan keramik dan menimbulkan efek kilap dan transparan. Kesan transparent ini muncul karena campuran glasir tersebut berada dalam kondisi seimbang. Dalam ilmu glasir keseimbangan akan mengakibatkan transparansi sedangkan ketidaksimbangan mengakibatkan keburaman/matt.

Thursday, July 7, 2011

Faktor-faktor Keberhasilan Glasir

Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-bahan glasir kadang-kadang berbeda umur, asalnya, cara pengambilan, dan pemurniannya yang akan dapat mengakibatkan perbedaan kualitas jenis bahan. Sebagai contoh, glasir yang menggunakan feldspar dari Malang/Blitar akan berbeda hasilnya dengan glasir yang menggunakan feldpsar dari Mayong/Jepara. Kondisi ini memaksa kita untuk hati-hati menggunakan enis bahan yang sama tetapi berasal dari daerah yang berbeda. Jenis bahan yang sama kemungkinan besar memiliki komposisi kimia yang berbeda.


Bodi tanah liat

Bodi tanah liat yang digunakan juga memegang peranan penting daolam kualitas warna danpenampilan akhir dari glasir. Komposisi bodi tanah liat dan asal tanah liat harus jelas.


Panas dalam ruang pembakaran

Panas dalam ruang pembakaran sangat berpengaruh apabila dalam penyusunan barang-barangkeramik memerlukan tingkat atau sap akan dapat mengakibatkan hasil pembakaran glasir tiap tingkat akan berbeda. Daerah yang dekat dengan sumber api akan memiliki panas yang berbeda dengan daerah yang jauh dari sumber api. Hal inilah yang menyebabkan pengramik harus mengetahui karakter tungku.


Tipe tungku dan bahan bakarnya

Kualitas hasil pembakaran glasir juga dipengaruhi oleh jenis tungku dan bahan bakar yangdigunakan. Tungku dengan bahan bakar minyak, gas, listrik, atau kayu akan menghasilkan hasil pembakaran yang berbeda-beda.


Atmosfer tungku

Atmosfer dalam tungku akan mengakibatkan timbul oksidasi atau reduksi. Pada atmosfer oksidasi akan muncul oksigen selama pembakaran. Bahan bakar akan bereaksi sempurna dengan oksigen dari udara dalam ruang pembakaran. Sedangkan atmosfer reduksi mengkondisikan oksigen yang terbatas/tidak cukup untuk

membakar semua bahan bakar. Sehingga untuk menyempurankan pembakaran diambillah oksigen dari senyawa oksida yang ada di glasir dan bodi tanah liat.


Penerapan glasir

Kualitas hasil pembakaran glasir juga dapat dipengaruhi oleh cara penerapannya pada permukaan berang keramik baik dengan teknik celup, tuang, kuas, atau semprot hal ini terjadi karena ketebalan lapisan glasir tidak merata pada seluruh permukaan barang keramik..


Monday, July 4, 2011

Kesalahan-kesalahan Dalam Mengglasir

Bloating

Running

Shivering

Glasir belum matang

Pinhole

Crazing/cracking

Glasir tebal

Crawling

Kesalahan-kesalahan yang sering kali terjadi dalam pengglasiran, antara lain :

1. Glasir yang terlalu tipis hasilnya akan kering seperti kertas ampelas karena warna glasir tidak muncul dengan baik dan lapisan glasir kelihatan kotor.

2. Glasir terlalu tebal maka glasir akan meleleh turun dari benda (Running) atau akan mengkerut berpisah (Crawling) atau berbintik-bintik udara atau retak-retak (Crazing).

3. Permukaan benda keramik kasar, berdebu, berminyak atau kena keringat dari tangan akan menghasilkan glasir yang crawling. Cara mengatasinya barang-barang keramik yang akan diglasir harus dicuci sampai bersih

4. Barang-barang keramik yang dibakar biskuit kurang tinggi maka bodi tersebut masih berpori sehingga sifat porousnya masih tinggi dan apabila diglasir akan terjadi crawling. Cara mengatasinya barang-barang keramik dibakar biskuit dengan temperatur 9000 C.

Kesalahan-kesalahan yang sering kali terjadi dalam pengglasiran, antara lain:

Masalah

Diagnosa

Cara mengatasi

Hasil bakar glasir seperti kertas ampelas, warna glasir tidak muncul dengan baik dan lapisan glasir kelihatan kotor.

Glasir yang terlalu tipis

Lakukan pengglasiran dengan lebih tebal

Glasir meleleh turun dari permukaan benda keramik (Running)

Glasir terlalu tebal

Kurangi ketebalan lapisan glasir pada benda keramik

Kurangi waktu pencelupan benda keramik pada larutan glasir

Benda keramik yang telah dibakar biskuit tidak menyerap glasir

Temperatur bakar biskuit terlalu tinggi

Lakukan pembakaran biskuit benda keramik pada temperatur yang lebih rendah

Hangatkan benda kermik sebelum diglasir dan bakarlah pada suhu yang lebih tinggi

Muncul gelembung-gelembung pada benda keramik (Bloating)

Terlalu banyak pewarna oksida atau karbon dalam tanah liat

Pembakan biskuit terlalu lama

Kurangi penggunaan warna pada tanah liat

Tambahkan grog pada tanah liat

Lakukan pembakaran glasir pada temperatur yang lebih rendah

Glasir berpisah menjadi gumpalan-gumpalan atau berkerut pada permukaan benda keramik (Crawling)

Adanya minyak, lemak, keringat atau debu pada benda keramik biskuit

Larutan glasir terlalu banyak mengandung tanah liat plastis

Temperatur bakar biskuit kurang rendah sehingga masih berpori dan sifat porousnya tinggi

Cuci bersih benda keramik biskuit sebelum diglasir

Hindari memegang benda keramik biskuit terlalu sering

Kurangi kandungan tanah liat plastis pada larutan glasir atau ganti dengan bahan Kaolin

Benda keramik dibakar biskuit dengan temperatur 9000 C.

Terjadi keretakan lapisan glasir sebelum pembakaran

Larutan glasir terlalu kental sehingga lapisan glasir menjadi tebal

Tambahkan air pada larutan glasir

Kurangi ketebalan lapisan glasir pada benda keramik

Terjadi retak-retak halus pada permukaan benda keramik (Crazing)

Penyusunan larutan glasir tidak sesuai

Pembakaran glasir di bawah temperatur bakarnya (Underfired)

Lapisan glasir yang terlalu tebal

Tambahkan kandungan Silika pada larutan glasir

Lakukan pembakaran glasir pada temperatur yang lebih tinggi

Tambahkan air pada larutan glasir

Benda keramik yang diglasir terbelah atau pecah (Dunting)

Pemanasan atau pendinginan yang terlalu cepat

Panaskan atau dinginkan tungku bakar secara pelan-pelan pada suhu 2000C dan 6000C

Jangan membuka pintu tungku bakar sebelum temperatur di bawah 2000C

Tambahkan grog pada badan benda keramik

Terdapat lubang-lubang kecil pada permukaan benda keramik yang telah dibakar glasir (Pinholing)

Pembakaran glasir sedikit di bawah temperatur bakarnya

Pembakaran glasir yang terlalu cepat

Muncul gelembung udara pada glasir

Kelebihan whiting pada glasir

Lakukan pembakaran glasir sedikit lebih tinggi

Lakukan pembakaran glasir secara perlahan-lahan

Kurangi kandungan Silika tambahkan Flux

Kurangi Whiting pada larutan glasir

Glasir mengelupas dari permukaan benda keramik

(Peeling, Shelling atau Shivering)

Badan tanah liat menyusut terlalu banyak

Turunkan sedikit temperatur bakar glasir

Kurangi waktu pencelupan benda keramik pada larutan glasir

Tambahkan frit yang lebih tingi pada larutan glasir

Kurangi kandungan Silika pada larutan glasir


Sunday, July 3, 2011

Pewarna Glasir





Ada dua (2) jenis pewarna yang digunakan dalam mewarnai glasir yaitu oksida logam dan stain/pigmen warna. Oksida logam adalah senyawaan unsur logam dan osigen membentuk senyawa oksida. Pewarna yang berasal dari oksida logam akan lebih kuat menghasilkan warna dan persentase penggunaannya lebih kecil daripada stain. Stain adalah bubuk pewarna yang dibuat melalui proses pembakaran dari oksida logam dan bahan-bahan lain. Stain cenderung menghasilkan warna yang lebih stabil tetapi persentase yang digunakan lebih banyak dari pada oksida logam. Warna-warna yang diperoleh dari stain mempunyai variasi yang lebih beragam, karena stain merupakan hasil rekayasa olahan industri. Logam oksida (dan juga logam karbonat) meghasilkan variasi warna yang lebih terbatas.
Secara teori dasar, ada beberapa logam yang mengasilkan warna-warna pokok yaitu: cobalt-biru, tembaga/cupper, krom -hijau, besi/ferrum-coklat, mangaan-ungu.
Warna-warna lain dihasilkan dari kombinasi warna-warna dasar tersebut. Tingkat kekuatan warna (tua0-muda) dihasilkan dari banyaknya bahan yang ditambahkan.
Cobalt Okside (0.25-0.50%); cobalt carbonate (o.50-1.0%); Cupper Oksida (1-2%); cupper carbonate (2-4%); besi (1-6%); mangaan (2-6%); krom (1-2%).

Sunday, May 22, 2011

Formula dan Resep Glasir

Ada 2 (dua) istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah campuran glasir, yaitu formula dan resep. Formula adalah suatu pernyataan susunan bahan-bahan glasir yang dinyatakan dengan komposisi oksidanya. Ada 3 macam oksida yang terlibat dimana dalam ilmu glasir sering disebut sebagai RO formula. RO formula terdiri dari:
1. Oksida Basa, yaitu oksida-oksida logam yang mempunyai rumus R2O dan RO, seperti Na2O, K2O, CaO, MgO, BaO, ZnO, PbO dsb. Golongan ini dikenal sebagai fluks/pengubah kerangka gelas.
2. Oksida Netral, yaitu oksida-oksida yang mempunyai rumus R2O3, seperti Al2O3, Fe2O3, B2O3, Cr2O3 dsb. Golongan ini berfungsi sebagai perantara yang memperkuat kerangka gelas.
3. Oksida Asam, yaitu oksida-oksida yang mempunyai rumus RO2, seperti SiO2, TiO2, ZrO2. Golongan ini berfungsi sebagai kerangka gelas.

RO

R2O3

RO2

SodiumOxide (Na2O)

AlumuniumOxide (Al2O3)

Silika Oxide (SiO2)

Potassium Oxide (K2O)

Boric Acid (B2O3)

Titanium Dioxide (TiO2)

Calcium Oxide (CaO)

Antimony Oxide (Sb2O3)

Zirconium Oxide (ZrO2)

Lithium Oxide (Li2O)

Chromic Oxide (Cr2O3)

Tin Oxide (SnO2)

Magnesium Oxide (MgO)

Red Iron Oxide (Fe2O3)

Barium Oxide (BaO)

Zinc Oxide (ZnO)

Strontium Oxide (SrO)

Lead Oxide (PbO)


Al2O3 dan SiO2 adalah suatu kemutlakan. B2O3 tidak dapat menggantikan aluminat kecuali mungkin pada temperature rendah. Jumlah alumina yang disarankan hanyalah suatu perkiraaan dan akan sangat tergantung dari derajat keaktifan fluks yang dipilih. Silika tidak bisa digantikan oleh titanium, zirconium ataupun tin. Bahan-bahan ini lebih berperan sebagai opacifier (penutup) (penutup). Bahan-bahan keramik yang umumnya merupakan campuran berbagai mineral dinyatakan dengan rumus Seger dalam urutan konvensional:

R2O

RO. R2O3 . RO2

Rumus Seger ini bisa untuk menyatakan rumus material keramik maupun glasir.

· R2O dan RO menyatakan oksidasi pengubah kerangka gelas dengan jumlah 1 ekivalen.

· R2O3 menyatakan oksida perantara yang memperkuat kerangka gelas.

· RO2 menyatakan oksida pembentuk kerangka gelas.

Formula glasir belum menyatakan bahan-bahan mineral yang dipakai sehingga untuk menyusun glasir, formula tersebut harus diubah dulu kedalam bentuk resep. Resep sudah bersifat aplikatif, sehingga kita tinggal membaca resep tersebut saat kita akan menyusun glasir.

Berikut ini contoh bentuk formula dan resep (contoh tidak menujukkan komposisi yang analog):

Formula:

0.8 PbO

0.1 CaO 0.2 Al2O3 1.5 SiO2

0.1 K2O

Resep:

Feldspar 40.00

Whiting 20.00

Kaolin 10.00

Copper oxide 3.00

Rutile 3.00