[studiokeramik Media] : StudioKeramik TV | StudioKeramik.org| Koran Studio Keramik | Studio Keramik Channel | Studio Keramik Publishing (Penerbitan Buku)

[Social Networks]: Facebook Fan Page| Follow on Twitter | +1 on Google+
_________________________________________________________

Wednesday, May 15, 2013

Bagaimana Membuat Keramik Berglasir?


Untuk mendapatkan produk keramik berglasir, hal utama yang perlu disiapkan terlebih dahulu adalah keramik biskuit. Keramik biskuit merupakan benda keramik yang telah mengalami pembakaran biskuit. Pembakaran biskuit ini dilakukan pada suhu 700 – 900 C. Apabila dilakukan pada suhu kurang dari 700 C kemungkinan benda masih sangat rapuh, dan sangat beresiko untuk diglasir. Sedangkan pembakaran biskuit melebihi 900 C mengakibatkan pori-pori benda menjadi terlalu kecil. Pori-pori benda harus cukup untuk menyerap glasir agar menempel pada benda tersebut. Pori-pori yang terlalu kecil (karena benda sudah terlalu padat/dense/compact) akan sangat menyulitkan glasir untuk menempel pada benda tersebut.
Mengglasir dengan teknik semprot/spray

Setelah benda tersedia, maka mulai dilakukan pengglasiran. Pengglasiran dapat dilakukan dengan cara semprot, tuang, atau celup. Untuk detai-detail yang kecil dapat dilakukan dengan kuas. Ketebalan glasir harus diperhatikan  dengan baik, karena glasir yang terlalu tipis mapupun yang terlalu tebal sama-sama menghasilkan prduk bakaran yang jelek. Berapa ketebalan glasir yang baik? Dengan cara tradisional, ketebalan ini dapat dikira-kira saja. Biasanya setelah glasir dilapiskan, dilakukan sedikit goresan untuk mengukur ketebalan itu. Kalau diukur secara tepat mungkin sekitar 0,5 mm. Dalam proses yang lebih modern, kekentalan glasir selalu diukur dan biasanya dinyatakan dalam satuan poise atau centipoises.
Setelah semua dilakukan, tahap selanjutnya adalah membakar keramik itu pada suhu yang sesuai. Untuk glasir suhu rendah, pembakaran dilakukan pada suhu 1000 – 1150 C, sedangkan glasir suhu menengah, pembakaran disekitar 1200-1250 C. Lama pembekaran tergantung pada kondisi tungku, dan jenis tungku. Pada tungku yang masih baik, biasanya kecepatan pembakaran dapat diatur cepat atau lambatnya dengan pengaturan modul program (pada tungku listrik) atau dengan pengaturan gas pembakaran (pada tungku gas). Tetapi untuk tungku yang sudah tidak terlalu efesien, waktu pembakran itu bias sangat lama, bahkan lebih dari 12 jam.
Produk keramik didalam tungku

Penentuan kondisi matang berdasarkan waktu pembakaran, tidak terlalu tepat karena penempatan dan kuatitas benda yang dibakar juga menentukan lamanya pembakaran. Pada pencapaian suhu yang sama, tidak mesti membutuhkan waktu yang sama. Maka dari itu ada penentuan yang lebih tepat yaitu dengan alat indicator suhu dan pirometrik cone. Alat indicator suhu terdiri dari dua rangkaian yaitu termokopel dan pyrometer. Termokopel adalah alat yang dikenakan panas dan bersentuhan langsung dengan api, sedangkan pyrometer adalah alat yang membaca sensor panas dari termokopel dan mengubahnya menjadi skala angka.

2 comments:

  1. Artikel yang menarik, apakah pembakaran pertama itu yang apabila langsung di finishing menjadi barang bernama Gerabah
    Trimakasih

    ReplyDelete
  2. @sawang ijo : secara umum benar demikian, karena produk gerabah -dari tanah liat jenis earthenware- hanya mampu dibakar pada suhu rendah (800-1050 C). Sehingga setelah dibakar pertama langsung difinishing cat atau lainnya. Keramik gerabah jarang yang mampu diglasir dan dibakar lebih tinggi, walaupun pada beberapa tempat dapat juga sih dibuat keramik berglasir.

    ReplyDelete